Rabu, 11 Mei 2011

Pragmatik

Ekspresi yang Ditunjukan dan Tindak Tutur Ilokusi pada Lagu “Ibu” yang Dinyanyikan Hadad Alwi Featruing Farhan
Ice Meliyawati
0802334
Abstrak
Permasalahan dalam tindak tutur sangat unik untuk dikaji. Seseorang yang melakukan tuturan memiliki maksud dan fungsi apa yang dituturkan. Penutur ingin menyampaikan sesuatu atau informasi kepada lawan tutur namun terkadang lawan tutur tidak memahami apa yang dimaksudkan oleh penutur atau kadang memiliki makna yang berbeda dengan maksud penutur sehingga menimbulkan kesalahan/perbedaan persepsi antara penutur dan lawan turur. Penelitian ini merupakan hasil kajian dari tuturan dalam sebuah lagu, yang akan meneliti tindak ilokusi, yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu pada lirik lagu dan memahami ekspresi yang ditunjukan dalam video klip serta memahami maksud dari lirik lagu “Ibu” yang dinyanyikan Haddad Alwi dan Farhan.
Abstract
The problem of speech acts are very unique to be studied. Someone who has the intent and function of speech what is spoken. Speaker wants to communicate something or information to the opponents said, but sometimes opponents said did not understand what is meant by speakers or sometimes have different meanings with the intent of speakers giving rise to errors / differences in perception between the speakers and the opponent speech. This research is a result of the study of speech in a song, which will examine the follow-ilokusi, which serves to tell or inform something to the lyrics of the song and understand the expression shown in the video clip and understand the intent of the lyrics of the song "Mother" by Haddad Alwi and Farhan.
Kata Kunci: lokusi, ilokusi, perlokusi, ekspresi, metode deskriptif, pragmatik, tindak tutur, teori tindak tutur Searle, konteks, ungkapan terima kasih, tuturan, maksud dan fungsi tuturan, tindak ilokusi (Ilocutionary act),
Pendahuluan
Penelitian yang berjudul Ekspresi yang Ditunjukan dan Tindak Tutur Ilokusi Pada Lagu “Ibu” yang Dinyanyikan Haddad Alwi featruing Farhan sangat unik untuk dikaji dan dijadikan sebagai penelitian karena pada lagu tersebut memiliki tindak ilokusi. Penelitian ini bertujuan melihat maksud ekspresi yang ditunjukan Haddad Alwi dan Farhan dalam video klip “Ibu”, mendeskripsikan tindak tutur ilokusi Haddad Alwi dan Farhan pada lagu “Ibu” dan meneliti arti lirik lagu tersebut. Pada lagu tersebut dimaksudkan Haddad Alwi dan Farhan untuk mengungkapkan ekspresi terimakasih pada ibu yang telah melahirkan kita. Ibu yang selalu bersinar bagai cahaya, yang selau memberikan penerangan disetiap langkah kita, kasih sayangnya selembut sutra yang selalu kita rasakan disetiap suka dan duka, dan sikapnya yang seperti embun yang selalu meyejukan hati dengan kasih dan sayangnya. Dengan pengorbanan ibu tersebut kita merasakan bahwa ibu sangat berarti untuk kita dan dia orang yang tak akan pernah terganti dalam hidup kita. Ibu begitu istimewa dalam hidup kita.
Selain penelitian ini ditujukan untuk meneliti tindak tutur ilokusi pada lagu tersebut penelitian ini dimaksudkan untuk melihat lebih dalam arti lirik lagu tersebut dan membahas sedikit ekspresi yang ditunjukan. Karena pada lirik lagu tersebut mengungkapkan kata-kata yang dapat menyentuh hati dan membuat kita teringat atas pengorbanan ibu pada kita hingga saat ini.
Realisasi dari lagu “ibu” mengundang tanya apakah maksud dari ekspresi dan lirik lagu tersebut. Untuk itu masalah yang akan diteliti dalam penelitian ekspresi yang ditunjukan dan tindak tutur ilokusi pada lagu “ibu” yang dinyanyikan Haddad Alwi featruing Farhan sebagai berikut:
1.      Apakah maksud yang di ekspresikan Haddad Alwi dan Farhan pada video klip di lagu “Ibu”?
2.       Apakah makna lirik yang disampaikan Haddad Alwi dan Farhan?
3.       Termasuk tindak ilokusi apakah dalam tindak tutur pada lagu tersebut?
Rancangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian semata-mata berdasarkan fakta yang diperoleh dengan mengunduh video dari you tube atau menggambarkan tindak tutur ilokusi Haddad Alwi dan Farhan dalam video tersebut dengan membuat orang lain tergerak untuk megingat sosok ibu dan mengucapkan terimakasih atas pengorbanan yang dilakukannya. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dengan beberapa tahap yakni observasi, menyimak, dan mencatat (mentranskrip).
Landasan Teori
Kajian pragmatik lebih menitikberatkan pada ilokusi dan perlokusi daripada lokusi sebab di dalam ilokusi terdapat daya ujaran (maksud dan fungsi tuturan), perlokusi berarti terjadi tindakan sebagai akibat dari daya ujaran tersebut. Tindak ilokusi adalah sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak ilokusi disebut sebagai The Act of Doing Something. Tindak ilokusi yang merupakan bagian sentral dalam kajian tindak tutur dibagi menjadi lima yaitu:
1.      Representatif (representatives) seperti membuat hipotesa, menyarankan, bersumpah.
2.      Direktif (directives) seperti memerintah, meminta, mengundang.
3.      Komisif (commissivies) seperti mengusahakan, berjanji, mengancam.
4.      Ekspresif (expressives) seperti berterimakasih, mengucapkan selamat, menyambut.
5.      Deklarasi (declarations) seperti  menyatakan, menamakan.
 (Searle, 1990:357-363) (Finegan, 1992:307).
Metodologi
Penelitian pragmatik tentang ekspresi yang ditunjukan dan tindak tutur ilokusi pada lagu “Ibu” yang dinyanyikan Haddad Alwi featruing Farhan dilakukan dengan menentukan topik,  dari topik tersebut kita harus memberikan alasan mengapa mengambil topik tersebut, menyampaikan tujuan dengan maksud apa yang kita cari dari topik tersebut dan menentukan masalah yang berupa pertanyaan yang nantinya akan terjawab dalam analisis. Setelah proses diatas, penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data yang mendukung tentang penelitian tersebut, mengunduh video klip “Ibu” dari youtube pada hari kamis, 10 Maret 2011.
Untuk mengerjakan analisis dibutuhkan beberapa hari untuk merenung apakah analisis yang akan diteliti memiliki masalah untuk dikaji. Butuh satu minggu untuk membaca beberapa referensi, diantaranya buku yang dijadikan referensi adalah buku Pragmatik karya George Yule, Pragmatik dan Penelitian Pragmatik karya F.X Nadar dan beberapa referensi dari internet. Meneliti setiap ekspresi yang ditunjukan Haddad Alwi dan Farhan serta memahami setiap lirik lagu yang dinyanyikan merupakan rutinitas sebelum memulai mengerjakan analisis. Beberapa cara yang dilakukan saat menganalisis lagu “Ibu” diantaranya dengan membaca referensi dari sumber-sumber yang mendukung tentang konsep kajian pragmatik ilokusi, memahami setiap kata dan kalimat yang disampaikan oleh pengarang dengan teliti dan memberikan tanda yang dianggap kata-kata kunci atau kata-kata penting untuk penelitian.
Sumber buku yang dijadikan bahan penelitian merupakan buku terjemahan sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk memahami setiap ejaan yang disampaikan dan butuh dua sampai tiga kali untuk membacanya. Untuk membuat kesimpulan dilakukan dengan membaca isi kajian yang memuat deskripsi data dan analisis data. Kesimpulan ditarik dari analisis data yang telah dikaji dengan menggunakan tindak ilokusi, menyimpulkan tindak tutur ilokusi yang terdapat pada lirik lagu tersebut.


Deskripsi dan Analisis Data
pragmatics (n) - pragmatik - pragmatika
pragmatis (adj) : melihat sesuatu dari kegunaan
pragmatisme: aliran yang melihat sesuatu dari kegunaan
Seseorang berkomunikasi pasti mempunyai maksud untuk diungkapkan. Maksud dan fungsi dapat diungkapkan dengan berbagai bentuk/struktur. Untuk maksud membuat seseorang hadir dalam suatu pesta ulang tahun, penutur dapat mengungkapkannya dengan kalimat direktif. Mengucapkan selamat atas kesuksesan dalam karier pada seseorang penutur dapat mengungkapkannya dengan kalimat deklaratif. Pragmatik cenderung ke fungsionalisme daripada formalisme. Pragmatik berbeda dengan semantik dalam hal pragmatik mengkaji maksud ujaran dengan satuan analisisnya berupa tindak tutur (speech act), sedangkan semantik menelaah makna satuan lingual (kata atau kalimat) dengan satuan analisisnya berupa arti atau makna.
Kajian pragmatik lebih menitikberatkan pada ilokusi dan perlokusi daripada lokusi sebab di dalam ilokusi terdapat daya ujaran (maksud dan fungsi tuturan), perlokusi berarti terjadi tindakan sebagai akibat dari daya ujaran tersebut. Sementara itu, di dalam lokusi belum terlihat adanya fungsi ujaran, yang ada barulah makna kata/kalimat yang diujarkan. Berbagai tindak tutur yang  terjadi di masyarakat, baik tindak tutur representatif, direktif, komisif, ekspresif dan deklaratif, tindak tutur langsung dan tidak langsung, maupun tindak tutur literal dan tidak literal atau kombinasi dari dua/lebih tindak tutur tersebut, merupakan bahan sekaligus fenomena yang sangat menarik untuk dikaji secara pragmatis.
Searle (1975) membagi tindak tutur menjadi tiga macam tindakan yang berbeda, yaitu tindak lokusioner ‘utterance act’ atau ‘locutionary act’, tindak ilokusioner ‘illocutionary act’ dan tindak perlokusioner ‘perlocutionary act’. Tindakan-tindakan tersebut diatur oleh aturan atau norma penggunaan bahasa dalam situasi percakapan antara dua pihak, misalnya situasi perkuliahan, situasi perkenalan, situasi upacara keagamaan dan lain-lain (Schmidt dan Richards, 1983:37). Tindak lokusioner adalah tindak tutur yang semata-mata menyatakan sesuatu, biasanya dianggap kurang pentingdalam kajian tindak tutur. Berbeda dengan tindak ilokusioner, tindak ilokusioner adalah apa yang ingin dicapai oleh penuturnyapada waktu menuturkan sesuatu dan dapat merupakan tindakan menyatakan, berjanji, minta maaf, mengancam, meramalkan, berterimakasih, mengucapkan selamat, dan sebagainya. Tindak ilokusioner dapat dikatakan sebagai tindak terpenting dalam kajian dan pemahaman tindak tutur. Tindakan untuk mempengaruhi lawan tutur seperti memalukan, mengintimidasi, membujuk disebut tindak perlokusioner.
Konteks merupakan hal penting dalam pemahaman tindak tutur. Konteks tuturan sangat mempengaruhi interpretasi tindak tutur oleh penutur maupun lawan tuturnya. Tuturan “kamu lebih baik belajar sekarang” yang dimaksudkan sebagai tindak ilokusioner akan tergantung kepada siapa yang menuturkan dan kepada siapa tuturan tersebut dituturkan. Seandainya tuturan tersebut dituturkan oleh seorang ayah kepada anaknya yang masih sekolah di Sekolah Dasar, tuturan itu merupakan sebuah perintah. Namun, bila tuturan tersebut dituturkan oleh seorang mahasiswa kepada teman dekatnya, tentu tidak dianggap sebuah perintah. Tuturan tersebut lebih tepat dimaknai sebagai anjuran atau bujukan.
Klasifikasi tindak tutur menurut Searle
Teori tindak tutur yang yang dikembangkan Searle dipandang lebih konkret oleh beberapa ahli. Searle menggunakan ide-ide Austin sebagai dasar mengembangkan teori tindak tuturnya. Bagi Searle (l969:16), semua komunikasi bahasa melibatkan tindak. Unit komunikasi bahasa bukan hanya didukung oleh simbol, kata atau kalimat, tetapi produksi simbol, kata, atau kalimat dalam mewujudkan tindak tutur. Produksi kalimat yang berada pada kondisi-kondisi tertentu merupakan tindak tutur, dan tuturan merupakan unit-unit minimal komunikasi bahasa. Berdasarkan pandangan tersebut, pada awalnya Searle membagi tindak tutur menjadi empat jenis, yakni (a) tindak ujaran (utterance act), yaitu kegiatan menuturkan kata-kata sehingga unsur yang dituturkan berupa kata atau morfem; (b) tindak proposisional (propositional act), yaitu tindak menuturkan kalimat; (c) tindak ilokusi (Ilocutionary act), yaitu tindak menuturkan kalimat, tetapi sudah disertai tanggung jawab penutur untuk melakukan suatu tindakan; dan (d) tindakan perlokusi (perlocutionary act), yaitu tindak tutur yang menuntut mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan tertentu.
            Dalam perkembangannya, Searle (1975) mengembangkan teori tindak tuturnya terpusat pada ilokusi. Pengembangan jenis tindak tersebut berdasarkan pada tujuan dari tindak, dari pandangan penutur. Secara garis besar pembagian Searle adalah sebagai berikut:
1.         Asertif (Assertives): pada ilokusi ini penutur terikat pada kebenaran proposisi yang     diungkapkan, misalnya, menyatakan, mengusulkan, membuat, mengeluh,     mengemukakan pendapat, dan melaporkan.
2.         Direktif (Directives): ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan     yang dilakukan oleh penutur; misalnya, memesan, memerintah, memohon, menuntut,     dan memberi nasihat.
3.         Komisif (Commissives): pada ilokusi ini penutur sedikit banyak terikat pada suatu     tindakan di masa depan, misalnya, menjanjikan, menawarkan. Jenis ilokusi ini     cenderung berfungsi menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif karena tidak     mengacu pada kepentingan penutur, tetapi pada kepentingan petutur (mitra tutur).
4.         Ekspresif (Expressive): fungsi ilokusi ini ialah mengungkap atau mengutarakan sikap     psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi, misalnya:     mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji,     mengucapkan belasungkawa, dan sebagainya.
5.         Deklarasi (Declaration): berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya     kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas, misalnya: mengundurkan diri,     membaptis, memecat, memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan/     membuang, mengangkat, dan sebagainya.
Berdasarkan deskripsi data yang dikemukakan diatas, maka peneliti akan malakukan penelitian tentang ekspresi yang ditunjukan dan tindak tutur ilokusi pada lagu “Ibu” yang dinyanyikan Haddad Alwi featruing Farhan. Penelitian ini juga akan sedikit membahas tentang makna lirik pada lagu tersebut. Tindak ilokusi, yaitu sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Dalam ilokusi terdapat daya ujaran (maksud dan fungsi tuturan).
Kalau kita melihat dari video klip pada lagu “Ibu” yang dinyanyikan oleh Haddad Alwi dan Farhan, kita dapat melihat ekspresi kesungguhan yang disampaikan dari raut muka dan gerak tubuh yang ditunjukan. Video klip tersebut juga ditunjukan dengan kedekatan seorang anak kepada anaknya, perhatian dan perlindungan pada anaknya saat anaknya terluka, keinginan seorang ibu (jalanan) yang berusaha untuk melindungi anaknya saat keadaan hujan dan berusaha memberikan kehangatan untuk anaknya, dan pengorbanan seorang ibu yang dalam posisi hamil besar dengan sekuat tenaga menjaga buah hati ini yang masih dalam kandungan.
Tindak ilokusi yang berfungsi untuk mengatakan dan menginformasikan sesuatu ada dalam lirik lagu tersebut. Dalam lirik lagu tesebut Haddad Alwi dan Farhan memiliki maksud tuturan untuk mengucapkan terimaksih kepada ibu yang telah melahirkan kita. Pada lagu tersebut (bait 1) diungkapkan bahwa sosok seorang ibu bagaikan cahaya, dia selau meberikan penerangan untuk anak-anaknya. Penerangan disini dimaksudkan ibu sosok yang menuntun kita kepada jalan yang benar, memberikan bimbingan pada anak-anaknya, dan kasih sayangnya dapat kita rasakan pada saat kita suka dan duka. Pada saat kita dalam keadaan suka ibu kita kan merasakan suka/rasa senang kita, namun ketika kita dalam keadaan duka/sedih ibu akan merasakan sakit yang melebihi kita yang tidak pernah kita ketahui. Kalau kita bisa melihat sosok seorang ibu lebih dekat kita akan merasakan bahwa kasih sayang seorang ibu selembut sutra.
Pada (bait 2) kita akan menghayati lagu tersebut karena pada bait kedua disebutkan bahwa ibu merupakan cinta kasih dalam kehidupan kita, disebutkan juga bahwa kita takkan pernah berhenti untuk mengucapkan terimakasih karena dia yang selalu mamberikan kehangatan bagai sinar matahari. Seperti kita ketahui matahari dapat menghangatkan tubuh kita saat kita merasakan dingin. Sosok seorang ibu pun digambarkan bagaikan matahari, dia selalu memberikan kehangatan, selalu bersikap hangat dan tak pernah bersikap digin walaupun dia dalam masalah.
Bait ke-3 kita akan merasa tersentuh dengan lirik lagu tersebut karena diungkapkan dengan maksud bahwa sosok ibu seperti embun yang memberikan kesejukan hati lewat kasih sayang yang selau diberikan pada kita. Disini tindak ilokusi juga lebih ditonjolkan dengan menyebutkan bahwa sosok ibu sangat berarti (tindak tutur ekpresif) dan sosoknya takkan pernah bisa terganti dalam hidup kita bahkan ketika ibu telah meninggalkan kita. Sosoknya bagai pahlawan yang takkan mudah dan takkan pernah bisa dilupakan sampai akhir hayat kita.
Bait keempat sama seperti bait kedua bahwa kita takkan pernah berhenti untuk mengucapkan terimakasih atas cinta kasihnya dan selalu memberikan kehangatan. Bait kelima sama seperti bait kedua dan keempat namun ada lirik yang baru yaitu pengorbananmu sungguh sangat berarti. Pengorbanan ibu memang sangat berarti seperti kita ketahui pengorbanan ibu saat anaknya masih didalam kandungan, dia berusaha untuk menjaga dan memberikan nutrisi yang baik, mengandung kita dan semakin bertambah berat setiap bulannya selama sembilan bulan. Setelah lahir ibu akan berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya dan mendidik anaknya agar menjadi orang yang baik dan berguna untuk dirinya, orang tuanya, masyarakat, agama dan negara. Pengorbanan ibu begitu banyak dan kita takkan pernah sselesai untuk membahas pengorbanan seorang ibu, maka dari lirik lagu tersebut kita dapat berkaca bahwa pengorbanan ibu sangatlah berarti.
Bait terakhirpun masih sama seperti bait kedua, keempat, dan kelima hanya saja yang membedakan bait ini dinyanyikan oleh beberapa anak kecil. Dalam video itu kita dapat melihat ekspresi yang ditunjukan anak-anak dengan wajah berseri-seri untuk mengungkapkan maksud bahwa ibu cinta kasih untuknya, ibu yang bersinar bagai matahari dan memberikan kehangatannya. Ini dimaksudkan semata-mata tindak tutur ilokusi dengan maksud mengucapkan terimakasih pada ibu yang telah melahirkan kita. Dari analisis penelitian diatas kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa penelitian ini termasuk tindak ilokusi ekspresif.
Lirik lagu “Ibu” Haddad Alwi featruing Farhan


Bersinar kau bagai cahaya
Yang selalu beriku penerangan          
Selembut sutra kasihmu kan selalu kurasa
Dalam suka dan duka
Kaulah ibuku cinta kasihku
Terimakasihku takkan pernah terhenti           
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Bagaikan embun kau sejukkan

Hati ini dengan kasih sayangmu
Betapa kau sangat berarti
Dan bagiku kau takkan pernah terganti
Kaulah ibuku cinta kasihku
Terimakasihku takkan pernah terhenti           
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Kaulah ibuku   cinta kasihku              
Pengorbananmu sungguh sangat berarti
Kaulah ibuku cinta kasihku                
Terimakasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Kaulah ibuku cinta kasihku                            
Terimakasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Sinari hidupku dengan kehangatanmu

Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan analisis maka dapat disimpulkan bahwa tindak ilokusi, yang berfungsi mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan memiliki daya ujaran (maksud dan fungsi tuturan) terdapat pada lirik lagu dan ekspresi yang ditunjukan pada video “Ibu” yang dinyanyikan oleh Haddad Alwi dan Farhan. Pada lagu tersebut tindak ilokusi yang ingin disampaikan penutur (fungsi tuturan) adalah menyampaikan terimakasih kepada ibu yang telah melahirkan kita. Pada lagu “Ibu” tersebut ada tindak tutur dalam ilokusi. Tindak tutur ilokusi tersebut adalah untuk menyatakan, memerintah,  meminta, menjanjikan, mengucapkan terimakasih, memuji.
Implikasi terhadap Pembelajaran Bahasa
Adanya ilmu pragmatik sangat bermanfaat untuk setiap orang khususnya pembelajar. Dengan mempelajari ilmu pragmatik khusunya tindak ilokusi pembelajar akan lebih mengerti (maksud dan fungsi) tuturan yang disampaikan seseorang. Penelitian ini diharapkan pembelajar memahami dan lebih tertarik lagi untuk mempelajari tindak ilokusi. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan kiranya penelitian ini dapat memperkaya dalam ranah pragmatik yang sudah banyak dilakukan. Penelitian ini dipergunakan sebagai masukan dalam pengajaran bahasa.
Pustaka Acuan
Nadar, F. X. 2009. Pragmatik  dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saifullah, Aceng Ruhendi. PRAGMATIK: Dari Morris sampai van Dijk dan Perkembangannya di Indonesia.
Yule, George. 1996. Pragmatics. New York: Oxford University Press.
http://docs.google.com/ implikatur-percakapan-dalam-sinetron-komedi-bajaj-bajuri-edisi-salon-oneng:-sebuah-kajian pragmatik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar