Rabu, 11 Mei 2011

Pragmatik

Analisis Wacana Kritis dalam Sinopsis Novel “Negara Kelima” karya Es Ito
Nurul Hikmah
0808899

Abstrak
Dalam tuturan teks terdapat beberapa wacana yang tidak hanya dapat dipahami sebagai studi bahasa, tetapi juga dipandang sebagai wujud praktik social yang berkaitan dengan situasi. Wacana juga dapat dipahami sebagai sebuah tindakan (actions) yaitu mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. Sesorang berbicara, menulis, menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Wacana dalam prinsip ini, dipandang sebagai sesuatu yang betujuan apakah untuk berdebat, mempengaruhi, membujuk, menyangga, bereaksi dan sebagainya. Jika kita tidak kritis, tentu kita tidak akan pernah tahu apa pesan yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca. Makna suatu pesan tidak bisa hanya ditafsirkan sebagai apa yang tampak nyata dalam teks, namun harus dianalisis dari makna yang tersembunyi
Oleh karena itu, dengan menggunakan konsep Analisis Wacana Kritis yang dikembangkan oleh Van Dijk, saya mencoba mengkaji sinopsis novel “Negara Kelima” karya Es Ito yang di dalamnya mengandung motif dan relasi kekuasaan, serta motif ideologi yang bisa berdampak luas.
Abstract
In the narrative text there is some discourse that not only can be understood as the study of  language, but also viewed as a form of social practices relating to the situation. Discourse can also be understood as an action (actions) that associate the discourse as a form of  interaction. Someone to speak, write, use language to interact and relate with others. Discourse in this principle, viewed as something that aims whether to debate, influence, persuade, protest,  react, and so forth. If  we are not critical, of course we'll never know what message the author wants to convey to the reader. The meaning of a message can not be simply interpreted as what is apparent in the text, but should be analyzed from a hidden meaning
Therefore, by using the concept of  Critical Discourse Analysis, developed by Van Dijk, I tried tore view the synopsis of  the novel "Negara Kelima"  by Es Ito which contains motives and power relations, as well as ideological motives that could have broad  impact.
Kata kunci:  ideologi, wacana, teks, analisis wacana kritis.
Pendahuluan
Topik yang saya ambil dalam penelitian ini yaitu mengenai teks sinopsis novel “Negara Kelima” karya  Es Ito dengan memakai konsep analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Teun Van Djik. Alasan saya memilih konsep Van Dijk ini karena buah pikiran Van Dijk dinilai lebih jernih dalam merinci struktur, komponen dan unsur-unsur wacana. Selain itu, model analisis wacana kritis ini terkesan mendapat tempat tersendiri di kalangan analis wacana kritis.
Adapun alasan saya memilih kajian ini, karena bersinggungan dengan berbagai aspek sosial, kebudayaan dan politik. Adapun aspek yang ingin saya kaji, yaitumengenai  aspek ideology berdasarkan konteks dan tindakan yang penulis maksudkan dalam teks ini.
Analisis wacana yang dimaksudkan dalam tulisan ini, adalah sebagai upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subyek (penulis) yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan menempatkan diri pada posisi penulis dengan mengikuti struktur makna dari sang penulis sehingga bentuk distribusi dan produksi ideologi yang disamarkan dalam wacana dapat di ketahui.
Masalah penelitian yang akan dipecahkan mencakup:
1.      Apa makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi  dalam sinopsis novel “Negara Kelima” karya Es Ito?
2.      Bagaimana aspek semantik yang ada dalam teks tersebut?
3.      Apa ideologi yang diangkat oleh penulis yang tersimpan di balik teks tersebut?
Landasan Teori
Analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan dalam komunikasi atau telaah melalui aneka fungsi bahasa (Sobur, 2001:48). Analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang terdapat dalam komunikasi bukan terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, fungsi ucapan, tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren yang disebut wacana (Littlejohn, 1996:84). Dalam Analisis Wacana Kritis (Critical Dicourse Analisis / CDA), wacana tidak hanya dipahami sebagai studi bahasa. Bahasa dianalisis tidak hanya dari aspek kebahasaan saja, tetapi juga menghubungkannya dengan konteks. Konteks disini berarti bahasa dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu.
Analisa wacana adalah sebuah alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan dan banyak di pakai. Jika analisis isi ” kuantitatif” lebih menekankan pada pertanyaan ”Apa” ( What ), analisis wacana lebih melihat pada ”bagaimana” ( How) dari pesan atau teks komunikasi. Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase, kalimat , metafora apapun namanya suatu berita disampaikan. Menurut Eriyanto ( 2001 : 337-341 ) pertama, dalam analisisnya analisis wacana lebih bersifat kualitatif dibandingkan dengan analisis isi yang umumnya kuantitatif. Analisis wacana lebih menekankan pemaknaan teks ketimbang panjumlahan unit kategori separti dalam analisis isi, Dasar dari analisis wacana adalah Interpretatif yang mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti. Kedua, analisis isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest ( nyata ), sedangkan analisis wacana justru berpretensi memfokuskan pada pesan laten ( tersembunyi ) Makna suatu pesan dengan demikian tidak bisa hanya ditafsirkan sebagai apa yang tampak nyata dalam teks, namun harus dianalisis dari makna yang tersembunyi. Pretensi analisis wacana adalah muatan, nuansa, dan makna yanglaten dalam teks.
Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan sebagai berikut Syamsudin ( 192 :6) dalam Alex sobur ( 2006 : 49 ) :
1.      Analisis wacana membahasa kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat.
2.       Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi.
3.      Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik.
4.      Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa.
5.       Analisis wacana diarahkan kepada masyarakat memakai bahasa secara fungsional.
Metodologi 
Dalam pengumpulan data,  hal yang saya lakukan adalah mencari wacana yang tepat untuk dijadikan objek analisis dengan menggunakan konsep analisis wacana kritis. Kemudian mengumpulkan bahan bacaan yang berhubungan dan mendukung mengenai objek yang akan dianalisis. Data yang sudah terkumpul kemudian disususn dan diolah.
Berdasarkan metodologi yang saya gunakan, maka dalam proses  analisisnya, langkah pertama menganalisis tiga elemen yang menurut Van Dijk masing-masing bagian saling mendukung, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Keseluruhan teks dapat dianalisa dengan menggunakan elemen-elemen tersebut. Hal ini diperlukan untuk memberi penjelasan bagaimana wacana di kembangkan dan bisa mempengaruhi khalayak. Langkah kedua, saya akan menganalisis karakteristik penting analisis wacana kritis, yang mencakup aspek ideologi yang diusung penulis pada wacana ini.
Setelah menganalisis keseluruhan komponen struktural wacana, maka dapat diungkap kognisi sosial yang dimaksud oleh pembuat wacana, yang kemudian saya jadikan sebagi sebuah kesimpulan selain itu juga kesimpulan di dapat dari hasil analisis secara keseluruhan.

Deskripsi dan Analisis Data
Transkrip Data
Raganya Indonesia
Tetapi jiwanya tidak lagi Nusantara
Satu kelompok berkuasa
Sisanya pengaya saja
Sebagian kecil kelompok kaya
Sisanya menanggung derita
Bubarkan Indonesia
Bebaskan Nusantara
Bentuk Negara kelima
Analisis Data
Berdasarkan tiga elemen wacana Van Djik
1.      Struktur Makro (Tema)
Temanya adalah bentuk kekecewaan terhadap keadaan negaranya.
2.      Superstruktur (Tematik/ kerangka susunan)
a.       Pendahuluan
Dalam sinopsis tersebut, diawali dengan kutipan kalimat Raganya Indonesia ,Tetapi jiwanya tidak lagi Nusantara, hal ini menjelaskan kekecawaan dan ketidakpuasan terhadap  keadaan negaranya yang dirasakan sudah berubah, tidak lagi sama seperti sebelumnya. Seperti pada kutipan berikut.
b.      Isi
Penekanan kekesalan yang penulis ungkapkan dalam bentuk sindiran terhadap para penguasa negaranya dan kelompok kaya yang tidak peduli dengan nasib rakyat yang semakin menderita. Terdapat pada kutipan kalimat berikut:
Satu kelompok berkuasa
Sisanya pengaya saja
Sebagian kecil kelompok kaya
Sisanya menanggung derita




c.       Penutup
Dalam wacana ini diakhiri dengan suatu keputusan akhir yang penulis maknai sebagai bentuk pemberontakan terhadap pemerintahnya. Terdapat pada kalimat akhir, yaitu:
Bubarkan Indonesia
Bebaskan Nusantara
Bentuk Negara kelima
3.      Struktur Mikro
Struktur mikro yang menunjuk pada makna setempat (local meaning) suatu wacana dapat digali dari aspek semantik, sintaksis, stilistika, dan retorika.
a.       Struktur Mikro Semantik (tanda atau makna eksplisit/implisit)
Menonjolkan suatu maksud yang sifatnya provokatif.
b.      Struktur Mikro Sintaksis (bagaimana pendapat di sampaikan)
Pendapat tema disampaikan dengan menggunakan kalimat tidak langsung berupa kalimat sindiran yang dialamatkan kepada para penguasa, amarah serta kalimat pemberontakan pada akhir tulisan.
c.       Struktur Mikro Stilistik (pilihan kata yang dipakai)
Kata-kata yang digunakan lebih dominan menggunakan kata-kata pemerintahan, kata-kata penderitaan, dan kata-kata yang bersifat seruan.
d.      Struktur Mikro Retorika
Aspek retorika suatu wacana menunjuk pada siasat dan cara yang digunakan oleh pelaku wacana untuk memberikan penekanan pada unsur-unsur yang ingin ditonjolkan.
Dalam sinopsis novel di atas ada bebera siasat dan cara yang digunakan, diantaranya:
-          Penggunaan gaya bahasa. Seperti gaya bahasa yang bermakna denotatif
-          Menonjolkan kekecewaan serta kemarahan yang ditujukan pada para petinggi negaranya,
-          Menonjolkan tujuan yang bersifat provokatif.
Berdasarkan hasil analisis ketiga elemen di atas, maka dengan mudah kita bisa meneliti Karakteristik Analisis wacana Kritis yang terdapat dalam sinopsis novel “Negara Kelima” karya Es Ito, yaitu:
Ideologi
Ideologi yag dianut oleh Es Ito berasaskan Pancasila. Hal ini terlihat pada kalimat yang dia maknai sebagi suatu penolakan terhadap sikap penguasa yang bertolak belakang dengan Pancasila.
Pada wacana ini juga, penulis menampilkan efek ideologis  yang mengakibatkan hubungan kekuasaan yang tidak imbang antara kelas sosial, kelompok mayoritas dan minoritas.

Tindakan
 Wacana juga dapat dipahami sebagai tindakan (actions) yaitu mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. Sesorang berbicara, menulis, menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Wacana yang terdapat dalam sinopsis novel “Negara Kelima” karya Es Ito ini, merupakan wacana yang dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan mempengaruhi pembaca. Selain itu wacana ini juga dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar oleh penulis.

Konteks
Dengan melihat kondisi Negara kita yang dirasa semakin terpuruk, maka melalui media tulisan, Es Ito  mencoba mengkomunikasikan kekecewaan, amarah dan pemberontakan yang ditujukan  kepada para penguasa bangsa ini.


Kekuasaan
Wacana pada sinopsis novel “Negara Kelima” karya Es Ito ini, berorientasi pada suatu maksud yang condong dengan kekuasaan, dan ketidakadilan.
Pada wacana yang berbentuk teks ini, kita dapat mengetahui adanya pertarungan kekuasaan, antara kelas sosial, kelompok mayoritas dan minoritas.


Penutup        
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah, bahwa analisis wacana kritis tidak hanya memfokuskan pada struktur wacana secara kebahasaan saja tetapi juga menyambungkannya dengan konteks dan melihat secara historis, yang akan membantu untuk menemukan ideologi pada suatu wacana.
Selain itu, hasil analisis di atas menjelaskan, bagaimana satu pihak, kelompok, orang, gagasan,dan peristiwa ditampilkan dengan cara tertentu dalam wacana yang berbentuk teks dan dapat mempengaruhi interpretasi pembaca.
Implikasi terhadap Pembelajaran Bahasa
Kajian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu bahasa, khususnya dalam analisis pragmatik wacana , selain itu agar kita dapat kritis dalam mencermati makna pragmatik sebuah wacana dalam bentuk teks.
Pustaka Acuan
Saifullah, Aceng Ruchendi.2002.Laporan Jurnal Pragmatic Dari Morris Sampai Van Dijk Dan Perkembangannya Di Indonesia.artikulasi, vol.1
van Dijk, Teun A. 2000. “Critical Discourse Analisis”. Diambil dari situs http: www. Hum.uva.nl/teun
Yule, George. 1996. Pragmatics. Oxford University Press: New York

Tidak ada komentar:

Posting Komentar