Rabu, 11 Mei 2011

Studi Wacana

                      Analisis Wacana Dialog: Kerjasama Partisipan 
                               dan Tindak Tutur (Speech Act)
             
         Wacana dialog pada transkrip wacana dialog dapat diuraikan percakapannya atas unsur-unsur pembentuknya. Wacana dialog itu dianalisis berdasarkan kerja sama partisipan dan tindak tutur sebagai berikut. 
A.          Kerja sama Partisipan
1.      Maxim kuantitas
Kerja sama berbentuk jawaban belum pasti ini terdapat pada percakapan berikut.
Penggalan II tuturan (6) dan (7).
Pembawa acara     : ”Berapa besar kerugiannya?”
Pengusaha            : “Kurang lebih rata-rata udah sampai dengan lima puluh persen enam puluh persen dari total investasi yang ada.”
2.      Maxim kualitas
Kerja sama dalam berntuk jawaban yang sesuai terdapat pada percakapan berikut.
Penggalan II tuturan (8) dan (9).
Pembawa acara     : “Baik, seberapa yakinkah Anda bahwa pemerintah saat ini mampu mengendalikan situasi?”
Pengusaha            : “Saya masih optimis pemerintah bisa mampu mengkontrol apa kejatuhan pasar saham kita.”
3.      Maxim relasi
Kerja sama dalam bentuk jawaban yang belum sesungguhnya, bergantung pada interpretasi penanya terdapat pada percakapan berikut.
Penggalan III tuturan (18), (19), dan (20).
Pembawa acara     : “Baik, kalau dari kalangan pengusaha masih optimis bahwa pemerintah akan bisa mengendalikan situasi. Bagaimana dari kalangan mahasiswa?”
Mahasiswa            : “Harus ada perubahan paradigma secara radikal dalam...”
4.      Maxim cara
Kerja sama berbentuk jawaban yang tidak langsung menjawab pertanyaan karena kebiasaan terdapat pada percakapan berikut.
Penggalan IV tuturan (28) dan (29).
Pembawa acara     : “Seberapa gawatkah sebenarnya situasi saat ini?”
Narasumber 1      : “Kalau gawat, pasti yang terjadi sekarang sebenarnya adalah begini, minggu lalu para pengambil keputusan menganggap bahwa sebuah penyelesaian dengan 700 miliar US dollar ini cukup.”

B.     Tindak Tutur (Speech Act)
1.      Pengelompokan berdasarkan jenisnya (menurut Austin)
a.       Tindakan representatif
Tindak dari penutur yang berfungsi menetapkan atau menjelaskan sesuatu itu seperti apa adanya terdapat pada percakapan berikut.
Penggalan II tuturan (8).
Pengusaha      : “Jadi, ini, sebenarnya kita sudah cukup merasakan bagaimana krisis yang terjadi di Amerika, terjadi di negeri kita sendiri.”
(Hal ini dilihat dari percakapan sebelumnya bahwa para pengusaha mengalami kerugian)
Penggalan III tuturan (11).
Mahasiswa      : “Ternyata memang sektor finansial yang sekarang menjadi simbol kekuasaan ekonomi kapitalisme yang mereka itu tidak menjadi ekonomi yang menjadi panutan seluruh dunia sekarang.”
(Hal ini dilihat dari kenyataan krisis global)
b.      Tindak ekspresif
Tindak yang mencakup perasaan dan sikap terdapat pada percakapan berikut.
Penggalan IV tuturan (22) dan (23).
Pembawa Acara  : “Kalau begitu, beralih langsung kita ke para narasumber kita yang sudah hadir bersama kami. Terima kasih sekali lagi.”
c.       Tindak deklaratif
Tuturan yang berfungsi memantapkan, membenarkan sesuatu tindak tutur lain terdapat pada percakapan berikut.
Penggalan V tuturan (49) dan (50).
Narasumber 2   : “Sementara tadi dikatakan bahwa ekonomi global ini adalah sebuah bejana yang selalu berhubungan. Nah, sekarang yang bergejolak adalah bejana yang paling besar di Amerika.”


2.      Penggalan tindak tutur berdasarkan sifat hubungannya (menurut Fraser)
a.       Tindak tutur ilokusi
Tindak tutur yang dilakukan pembicara berkaitan dengan perbuatan dengan hubungan dengan mengatakan sesuatu terdapat pada percakapan berikut.
Penggalan V tuturan (59), (60), dan (61).
Narasumber 2  : “Sebentar boleh saya teruskan dulu?”
Narasumber 1  : “Biar nanti bisa lurus.”
Narasumber 2 : “Jadi demikian, kalau kita tidak mau melakukan koreksi, tadi dikatakan radikal, itu harus ada kejujuran bahwa ini ada sebuah sistem global.”
b.      Tindak tutur paralokusi
Tindak tutur yang mengakibatkan lawan berbicara bertindak sesuatu dalam mengatakan sesuatu terdapat pada percakapan berikut.
Penggalan V tuturan (41) dan (42).
Narasumber 2   : “Iya, tadi kalau mendengar penjelasan dari Mas Rizal, Bung Rizal tuh seolah-olah tidak masalah ya.”
Narasumber 1   : (tersentak) “ Saya ga bilang ga masalah ya.”
3.      Pengelompokan tindak tutur berdasarkan hakekat pemakaian (Faser)
a.       Tindak tutur sopan santun (politeness)
Tindak tutur sopan santun terdapat pada percakapan berikut.
Penggalan IV tuturan (22) dan (23) berikut.
Pembawa acara : “Kalau begitu, beralih langsung kita ke para narasumber kita yang sudah hadir bersama kami. Terima kasih sekali lagi.”
b.      Tindak tutur penghormatan (deferense)
Tindak tutur penghormatan terdapat pada percakapan berikut.
Penggalan I tuturan (4).
Pembawa acara : “Saya akan ke kalangan pengusaha terlebih dahulu. Silahkan Pak.”
c.       Tindak tutur tidak menghiraukan (migitation)
Tindak tutur tidak memperhatikan atau anggap enteng terdapat pada percakapan berikut.
Penggalan V tuturan (41), (42), dan (43).
Narasumber 2    : “Iya, tadi kalau mendengar penjelasan dari Mas Rizal, Bung Rizal tuh seolah-olah tidak masalah ya.”
Narasumber 1   : (tersentak) “ Saya ga bilang ga masalah ya.”
Narasumber 2   : (tidak menghiraukan) “Artinya ini tidak ada masalah dalam sistem, dalam kapitalisme itu tidak masalah.”

Catatan:
Tindakan komisif, tindakan direktif, dan tindak tutur lokusi tidak terdapat dalam transkrip wacana dialog.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar